BAB I
PENDAHULUAN
Secara formal,
pendidikan diselengarakan disekolah. Hal itu sering sering dikenal dengan
pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan banyak factor baik
pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran
dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi
mempunyai misi atau tujuan bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan
itu perlu diketahui apakah usaha yang dialakukan sudah sesuai dengan tujuan?
Jika iya, sudah sejauh mana ditempuh? Apakah anak didiknya engalami kemunduran
didalam belajar atau peningkatan, dan kalau mengalami kemunduran apakah
penyebabnya?
Oleh karena timbulnya
pertanyaan-pertabyaan itu,maka dari itulah kami menyajikan beberapa hal tentang
salah satu teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian
terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan,
sifat, bakat, minat dan kepribadian. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam
makalah ini adalah teknik nontes. Salah satu teknik yang sangat membantu dalam
penilaian terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tehnik Nontes
Tehnik penilaian nontes
berarti melaksanakan penilain dengan tidak mengunakan tes. Tehnik penilaian ini
umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap,
tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang
berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun
secara kelompok.
Keberhasilan siswa
dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan alat tes. Sebab masih
banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan
mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.
- Penggolongan Tehnik Nontes
1) Observasi
Observasi merupakan
suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakuya.
Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Observasi dapat
dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman
sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu murid olah raga, upacara dan
lain-lain.
a. Cara dan Tujuan Observasi
Menurut cara dan
tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:
1) Observasi partisipatif dan
nonpartisipatif
Observasi
partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer)
ikut ambil bagian alam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya.
Sedangkan observasi nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam
kegiatan yang dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis”
seolah-olah sebagai penonton belaka. Contoh observasi partisipatif : Misalnya
guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya sebagai
pengamat, dan tidak ikut bermain.
2) Observasi sistematis dan observasi
nonsitematis
Observasi sistematis
adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur sruktur yang
berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati
Sedangkan observasi
nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori
yang akan diamati.
Contoh observasi
sistematis misalnya guru yang sedang mngamati anak-anak menanam bunga. Disini
sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan
diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan,
kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan dengan
tingkah laku murid dalam menanam bunga.
Kalau observasi
nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas, tetapi langsung
mengamati anak yang sedang menanam bunga.
3) Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental
adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis.
Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat
dari situasi yang sengaja diadakan.
Sebagai alat evaluasi
, observasi digunakan untuk:
a) Menilai minat, sikap dan nilai yang
terkandung dalam diri siswa.
b) Melihat proses kegiatan yang dilakukan
oleh siswa maupun kelompok.
c) Suatu tes essay / obyektif tidak dapat
menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan,
dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan data
b. Sifat Observasi
Observasi yang baik
dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:
1. Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan
pengajaran
2. Direncanakan secara sistematis
3. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai
dengan tujuan
4. Dapat diperika validitas, rehabilitas
dan ketelitiaanya.
c. Kebaikan dan
Kelemahan Observasi
Observasi sebagai
alat penilain nontes, mempunyai beberapa kebaikan, antara lain:
1. Observasi dapat memperoleh data
sebagai aspek tingkah laku anak.
2. Dalam observasi memungkinkan
pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang
penting
3. Observasi dapat dilakukan untuk
melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik lain, misalnya wawancara
atau angket
4. Observer tidak perlu mengunakan bahasa
untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya
sebentar dan tidak langsung memegang peran. Selain keuntungan diatas, observer
juga mempunyai beberapa kelemahan
Kelemahan observasi:
1.Observer tiidak
dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang sangat dirahasiakan.
Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan kehidupannya maka tidak
dapat diketahui dengan observasi. Misalnya mengamati anak yang menyayi, dia
kelihatan gembira, lincah . Tetapi belum tentu hatinya gembira, dan bahagia.
Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka tetapi dirahasiakan.
2.Apabila si objek
yang diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka tidak mustahil
tingkah lakunya dibuat-buat, agar observer merasa senang.
3. Observer banyak
tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dapat dikontrol sebelumya.
d. Alat Pencatat
Observasi
Agar hasil observasi
dapat dikumpulkan dengan baik maka sebelumnya guru harus menyiapkan alat untuk
observasi yaitu:
1.Catatan
Anekdot (Anecdotal Record)
Yaitu catatan khusus
mengenai hasil pengamatan tentang tingkah laku anak yang dianggap penting
(istimewa). Catatan anekdot ini ada dua macam yaitu anekdot insidental,
digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi sewaktu-waktu, tidak
terus-menerus. Sedangkan catatan anekdot periodik digunakan untuk mencatat
peristiwa tertentu yang terjadi secara insedental dalam suatu periode tertentu.
Catatan anekdot mempunyai kegunaan dalam melaksanakan observasi trerhadap
tingkah laku anak. Kegunaanya untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat
tentang murid sebagai individu yang kompleks, memperoleh pemahaman tentang
sebab-sebab dari suatu problema yang dihadapinya, dan dapat dijadikan dasar
utuk pemecahan masalah anak dalam belajar.
2.Daftar
cek (Check Lish)
Daftar cek adalah sebuah catatan
tertulis yang berisi kemungkinan jawaban yang dipilih, dengan tinggal
membubuhkan sebuah tanda pada kemungkinan jawaban yang benar. Dalam bentuk
daftar cek, semua tingkah laku, sikap yang diobservasi dijabarkan dalam suatu
daftar.
3.Skala
Penilaian (Rating Scale)
Dalam skala penilaian, tingkah laku,
sikap yang diobservasikan dijabarkan dalam bentuk skala.
2) Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu
tehnik penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik secara
langsung (face to pace relition) secara langsung apabila wawancara itu
dilakukan kepada orang lain misalnya kepada orang tuannya atau kepada temanya.
Keberhasilan wawancara sebagai alat penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa
hal :
a. Hubungan baik pewawancara dengan anak
yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya pewawancara dapat menyesuikan diri
dengan orang yang diwawancarai
b. Keterampilan pewawancara
Keterampilan
pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan,
karena guru perlu melatih diri agar meiliki keterampilan dalam melaksanakan
wawancara.
c. Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara
juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh guru sebelum guru
melaksanakan wawancara harus membuat pedoman-pedoman secara terperinci, tentang
pertanyaan yang akan diajukan.
Keuntungan dan
kelemahan wawancara
Keuntungan wawancara
yaitu :
1.Wawancara dapat
memberikan keterangan keadan pribadi hal ini tergantung pada hubungan baik
antara pewawancara dengan objek
2.Wawancara dapat
dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksaannya
3.Wawancara dapat
dilaksanakan serempak dengan observasi
4.Data tentang keadaan
individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan observasi
dan angket.
5.Wawancara dapat
menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara dengan objek.
Sedangkan Kelemahan
wawancara sebagai alat penilain
a. Keberhasilan wawancara dapat
dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai
b. Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi
oleh keadaan sekitar pelaksaan wawancara
c. Wawancara menuntut penguasaan bahasa
yang baik dan sempurna dari pewawancara
d. Adanya pengaruh subjektif dari
pewawancara dapat mempengaruhi hasil wawancara
Ada dua jenis wawancara yang dapat
pergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
a.Wawancara terpimpin
(Guided Interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara
berstruktur (Structured Interview) atau wawancara sistematis (Systematic
Interview).
b.Wawancara tidak
terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering dikenal dengan istilah
wawancata sederhana (Simple Interview) atau wawancara tidak sistematis (Non-Systematic
Interview), atau wawancara bebas.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan didalam guru sebagai pewawancara yaitu:
a. Guru yang akan mengadakan wawancara
harus mempunyai back ground tentang apa yang akan ditanyakan
b.Guru
harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud wawancara tersebut
c. Harus menjaga hubungan yang baik
d.Guru
harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya
e. Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan
hati-hati, teliti dan kalimatnya jelas
f. Hindarkan hal-hal yang dapat
mengganggu jalannya wawancara
g. Guru harus mengunakan bahasa sesuai
kemampuan siswa yang menjadi sumber data
h. Hindari kevakuman pembicaraan yang
terlalu lama
i. Guru harus mengobrol dalam wawancara
j. Batasi waktu wawancara
k.Hindari
penonjolan aku dari guru
3) Angket (Questionave)
Pada dasarnya angket
adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden)
Pada umumnya tujuan
penggunaan anngket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah
untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu
bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
Angket sebagai alat
penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak
langsung. Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu diberikan kepada anak
yang dinilai atau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak
langsung apabila nagket itu diberikan kepada orang untuk dimintai keterangan
tentang keadaan orang lain. Misalnya diberikan kepada orangtuanya, atau
diberikan kepada temannya.
Ditinjau dari
strukturnya, angket dapat dibagi menadi 2 macam, yaitu angket berstuktur dan
angket tidak berstuktur. Angket berstuktur adalah angket yang bersifat tegas,
jelas, dengan model pertanyan yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawaban
tegas dan terbatas pula. Sedangkan angket tidak berstruktur adalah angket yang
membutuhkan jawaban uraian panjang, dari anak, dan bebas. Yang biasanya anak
dituntut untuk memberi penjelasan-penjelasan, alasan-alasan terbuka.
Angket sebagai alat
penilaian terhadap sikap tingkah laku, bakat, kemampuan, minat anak, mempunyai
beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan angket antara lain:
a) Dengan angket kita dapat memperoleh
data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat.
b) Setiap anak dapat memperoleh sejumlah
pertanyaan yang sama
c) Dengan angket anak pengaruh subjektif
dari guru dapat dihindarkan
Sedangkan kelemahan
angket, antara lain:
a) Pertanyaan yang diberikan melalui
angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka
sulit untuk diterangkan kembali
b) Kadang-kadang pertanyaan yang
diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan
tidak diawasi secara mendetail.
c) Ada kemungkinan
angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang
merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan
kembali angketnya.
4). Pemeriksaan Dokumen (Ducumentary
Analisis)
Evaluasi mengenai kemajuan,
perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (tehnik
nontes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemerikasaan
terhadap dokumen-dokumen; misalnya dokumen yang memuat infomasi mengenai
riwayat hidup (auto biography).
Riwayat hidup adalah gambaran tentang
keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat
hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang
kepribadian kebiasaan atau sikap dari obyek yang dinilai.
Berbagai informasi, baik mengenai
peserta didik, orangtua dan lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada
saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam
melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik.
5) Sosiometri
Sosiometri adalah suatu penilaian
untuk menentukan pola pertalian dan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok.
Sehnggga sosiometri merupakan alat yag tepat untuk menilai hubungan sosial dan
tingkah laku sosial dari murid-murid dalam suatu kelas, yang meliputi stuktur
hubungan individu, susunan antar individu dan arah ubungan sosial. Sehingga
dengan demikian seorang guru dapat mengetahui bagaimana keadaan hubungan social
dari tiap-tiap anak dalam suatu kelompok atau kelas.
Langkah yang ditempuh guru dalam
sosiometri ada 3 yaitu:
a) Langkah pemilihan teman
Disini guru menyuruh
semua murid untuk memilih teman-temannya yang disenangi secara berurutan
sebanyak satu atau dua anak. Dalam memilih anak perlu disebutkan alasan mengapa
harus memilih teman itu.
Contoh:
Nama : Tono
Kelas : IIIA
Teman yang saya pilih:
1.
Candra Karena aktif belajar dan pandai
2.
Sumarsono Karena
tegas dalam berbicara
3.
Nunung Karena penurut
b) Langkah pertabelan
Guru membuat tabel
dalam materi tes sosiomentri dari data yang telah diperoleh dalam langkah pemilihan
teman.
Misalnya setiap anak
memiliki 2 dari 6 orang
Dipilih
Pemilih
Andi
Ani
Ana
Susi
Sandi
Anto
|
Andi
1
1
|
Ani
1
1
|
Ana
2
2
1
|
Susi
2
1
|
Sandi
2
2
|
Anto
2
|
Pilihan I
|
2
|
2
|
1
|
1
|
-
|
-
|
Pilihan II
|
-
|
-
|
2
|
1
|
2
|
1
|
Jumlah
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
1
|
c) Langkah Pembuatan Gambar (Sosiogram)
Dari data yang telah
kita buat dalam metrik sosiometri, dapat pula kita buat sebuah peta atau
sosiogram. Dalam pembuatan sosiogram usahakan anak yang paling banyak dipilih
diletakan ditengah-tengah, agar dapat mudah diketahui siapa yang paling banyak
dipilih.
Dengan melihat hasil sosiometri kita
dapat mengetahui bagaimana kedudukan dan relasi sosial dari masing-masing anak
dalam kelompok. Sehingga hasil dari sosiogram ini dapat dibuat pertimbangan
untuk menilai sikap sosial anak dan kepribadiannya dalam kelompok.
Sosiometri sebagai
alat penilaian nontes sangat berguna bagi guru dalam beberapa hal, antara lain:
a) Untuk pembentukan kelompok dalam
menentukan kelompok kerja (pembagian tugas)
b) Untuk pengarahan dinamika kelompok
c) Untuk memperbaiki hubungan individu
dalam kelompok dan memberi bimbingan kepada setiap anak.
Dari uraian tersebut
diatas dapatlah dipahami, bahwa dalam rangka hasil evaluasi hasil belajar
peserta didik, evaluasi tidak harus semata-mata dilakukan denan mengunakan alat
berupa tes-tes hasil belajar. Teknik-teknik nontes juga menempati kedudukan
yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebih-lebih evaluasi yang
berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti persepsinya terhadap
guru, minatnya, bakatnya, tingkah laku atau sikapnya, dan sebagainya, yang
kesemuannya itu tidak mungkin dievaluasi dengan mengunakan tes sebagai alat
pengukurnya.
BAB III
KESIMPULAN
Teknik penilaian nontes
berarti melaksanakan penilaian dengan tidak mengunakan te. Tehnik peniaian ini
umunya untuk menilai keperibadian anak ecara menyeluruh meliputi sikap, tingkah
laku, sifat, sikap sosialucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan
dengan kegiatan elajar dalam pendidkan baik individual maupun secara kelompok.
Penggolongan tehnik nontes
- Observasi (pengamatan)
Observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:
A. Observasi Partisipatif dan
nonpartisipatif
B. Observasi sistematis dan Nonsistematis
C. Observasi eksperimental
- Wawancara (interview)
Ada 2
jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi. Yaitu:
A. Wawancara terpimpin
B. Wawancara tidak terpimpin
- Angket (Questionave)
Ditinjau daru stukturnya angket dapat
dibagi menjadi 2 macam:
A. Angket berstuktur
B. Angket tidak berstruktur
- Pemeriksaan Dokumen (Dukomentary Analisis)
- Sosiometri
Langkah yang ditempuh guru dalam
sosiometri ada 3 yaitu:
A. Langkah penilaian teman
B. Langkah pertabelan
C. Langkah pembuatan gambar
DAFTAR PUSTAKA
Ariteunto,Suharsimi. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidkan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Sutomo. 1985. Teknik Penilaian Pendidikan. Surabaya : PT. Bina Ilmu
Slamela. 1988. Evaluasi Pendidikan.Jakarta : PT. Bina Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar