A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan kampus, khususnya
kehidupan kampus Universitas Islam Negeri Malang, dalam keseharianya sangat
banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan membaca yang berlangsung
otomatis baik oleh kalangan para mahasiswa maupun oleh kalangan para dosen
bahkan oleh kalangan para pemimpin universitas.
Bukti ini dapat dilihat pada aktivitas
dalam perpustakaan umum Universitas Islam Negeri Malang, yang mana buka untuk
melayani mahasiswanya baik yang hanya membaca, meminjam buku maupun yang
mengembalikan buku yang telah di pinjam oleh mahasiswa mulai dari hari senin
sampai hari sabtu adapun waktunya adalah mulai dari jam delapan pagi sampai
pada jam lima sore. Jadi, kemungkinan banyak waktu yang di berikan kesempatan
bagi mahasiswa untuk hanya sekedar mengunjungi untuk mencari referensi bahan
kuliah sampai pada aktivitas membaca dalam perpustakaan. Mahasiswa dalam
memanfaatkan perpustakaan ini banyak yang tertarik untuk mengunjungi
perpustakaan umum universitas islam negeri malang hal ini terlihat dalam
keseharianya, perpustakaan selalu di penuhi oleh mahasiswa.
Selain itu, untuk fasilitas buku bagi
mahasiswa Universitas Islam Negeri Malangjuga tersedia dalam perpustakaan pada
setiap jurusan. Hal ini berarti bahwa, kesempatan yang diberikan kepada
mahasiswa Universitas Islam Negeri Malanguntuk membaca adalah banyak sekali.
Baik dari segi buku-buku yang tersedia maupun waktu yang tersedia dan bahkan
waktu pelayanan dari pegawai perpustakaan. Hal ini juga berarti bahwa,
kesempatan bagi mahasiswa jurusan psikologi untuk membaca juga banyak dan
lengkap.
Akan tetapi, dalam penggambaran yang
terlihat banyak mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan umum Universitas Islam
Negeri Malang, hal ini wajar karena itu adalah perpustakaan untuk seluruh
mahasiswa universitas islam negeri malang. Jika kita bandingkan dengan
perpustakaan jurusan khususnya jurusan psikologi bagaimana? Apakah disana juga
terlihat banyak mahasiswa yang setiap harinya mengunjungi perpustakaan jurusan
yang mana di sana mereka melakukan aktivitas membaca ataupun meminjam buku.
Fakta yang ada, kebiasaan membaca tidak
dapat diukur melalui sering tidaknya mengunjungi perpustakaan atau ramai
tidaknya perpustakaan. Akan tetapi, perpustakaan merupakan salah satu tempat
dan fasilitas yang dapat membantu mahasiswa untuk melakukan aktivitas kebiasaan
membacanya.
Jika kita melihat fakta yang ada,
meskipun perpustakaan ramai oleh mahasiswa yang datang baik yang hanya sekedar
untuk meminjam buku untuk referensi yang berkaitan dengan mata kuliah
mahasiswa, atau bahkan yang datang ke perpustakaan hanya sekedar untuk mencari
referensi untuk mengerjakan tugas mereka. Di dalam perpustakaan tersebut, banyak
aktivitas membaca yang di lakukan oleh mahasiswa, baik hanya membaca karena
untuk mencari bahan-bahan untuk menyelesaikan tugas mereka sampai pada
aktivitas mahasiswa yang benar-benar membaca untuk menambah pengetahuan mereka.
Karena hal inilah yang kemungkinan
dapat memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa psikologi Universitas Islam
Negeri Malang. Meskipun dampak yang terlihat nyata belum begitu besar dan
jelas, akan tetapi hal ini dapat memberikan dampak yang positif. Hal ini
dikarenakan, dari aktivitas kebiasaan membaca akan dapat mempelajari rahasia
segala ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan.
Sebagai mahasiswa psikologi, membaca
merupakan suatu kebutuhan yang wajib terpenuhi. Karena ruang lingkup psikologi
adalah manusia dan lingkungan. Manusia dan lingkungan hanya dapat di masuki
melalui membaca, karena manusia dan lingkungan bukanlah sebuah bilangan yang
dalam menghadapinya dengan menghitungnya ataupun mengalikanya. Akan tetapi
manusia dan lingkungan hanya dapat dihadapi dengan pemahaman. Sebelum kita
memahami, tentunya ada suatu konteks atau suatu informasi yang harus diejah dan
dikenali terlebih dahulu.
Yang telah tersebut di atas, semua itu
hanyalah sebatas pengertian kita tentang kebiasaan membaca yang dapat terlihat.
Sebenarnya, pengertian dan pengetahuan tentang kebiasaan itu sendiri dapat
dijabarkan dan juga perlu untuk dilakukan penelitian secara lebih lanjut.
Pengertian kebiasaan membaca adalah
suatu aktivitas yang rutin dilakukan dalam proses penalaran untuk mencapai
pemahaman terhadap gagasan dan informasi yang di dapatkan melalui
lambang-lambang yang ada baik tertulis maupun tidak.
Aktivitas membaca tidak hanya
membutuhkan mulut untuk mengeja dan mata untuk melihat, akan tetapi aktivitas
membaca membutuhkan otak untuk memahami untuk melakukan aktivitas pemahaman.
Yang mana otak dan aktivitas kognitifnya terletak jauh dan tersembunyi dari
aktivitas mata dan indera lainya.
Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan
membaca merupakan aktivitas kognitif seseorang yang tidak dapat dilihat hanya
dengan indera saja. Karena aktivitas kognitif tidak akan bisa tampak jika kita
tidak mendalaminya.
Dalam melakukan rutinitas membaca, ada
banyak cara yang diperlukan untuk dapat mendapatkan informasi yang memang
benar-benar dapat membantu kita dalam pemahaman. Di kutip dari bukunya Ad
Rooijakkers, yang berjudul cara belajar di perguruan tinggi beberapa petunjuk
praktis pada halaman 17-18, ada lima cara yang diperlukan untuk membaca yaitu:
1.Membaca terarah, yang mana dalam
membaca terarah ini kita akan mendapatkan informasinya dengan cepat dan dalam
waktu yang singkat.
2. Membaca sepintas, yang mana dalam
membaca sepintas ini kita harus mengetahui pikiran pokok tiap-tiap bab.
3. Membaca mencari, yang mana dalam
membaca mencari ini kita harus dengan cepat mencari kuncinya yaitu tentang
keterangan yang akan di cari
4. Membaca belajar, yang mana dalam
membaca belajar ini kita harus mengetahui dan mengingat hal-hal yang penting
dan detail.
5. Membaca kritis, yang mana kita harus
mengingat dan mengerti bahkan kita harus menilainya.
Dari kelima cara-cara membaca di atas,
secara terlihat mata kita tidak akan mengetahui, apakah cara yang sebenarnya
individu pakai.
Karena kebiasaan membaca merupakan
bukan suatu aktivitas yang dapat dengan mudah terlihat dan dapat di ukur oleh
indera saja, serta untuk menghindari adanya kerancuan dan diskriminasi
penilaian tentang mana kebiasaan yang baik dan mana kebiasaan yang tidak baik,
maka disinilah kita perlu untuk melakukan suatu penelitian dan penggalian
informasi lebih mendalam tentang kebiasaan membaca pada mahasiswa psikologi
Universitas Islam Negeri Malang. Karena hal ini dapat membantu dalam
perkembangan dan kemajuan serta dapat menjadikan masukan untuk menjadi lebih
baik kusunya bagi mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Malang.
B. RUMUSAN MASALAH
Setelah melihat latar belakang yang ada
dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat
membatasi dan merumuskan permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini.
Adapun Rumusan masalah yang diambil
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kebiasaan membaca pada
mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi
kebiasaan membaca pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang?
3. Bagaimana dampak kebiasaan membaca
pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kebiasaan membaca
pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang
menjadi kebiasaan membaca mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang
3. Untuk mengetahui dampak kabiasaan
membaca pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang
Dari tujuan diadakannya penelitian
tadi, maka adapun manfaat penelitaian yaitu penelitian ini diharapkan mempunyai
manfaat yang urgen bagi :
1. Peneliti
a. Untuk mengetahui manfaat kebiasaan
membaca bagi peneliti
b. Diharapkan dari penelitian ini,
peneliti dapat termotivasi untuk membiasakan membaca.
2. Keilmuan
Diharapkan mampu memberikan sumbangan
pikiran kususnya tentang pengembangan konsep kebiasaan membaca dan dapat
memberikan kontribusi keilmuan bagi disiplin keilmuan psikologi khususnya dan
seluruh disiplin keilmuan secara umum
D. KAJIAN TEORI
PENGERTIAN MEMBACA
Membaca adalah suatu cara untuk
mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan
simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling
umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat
termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Adapun secara bahasa membaca diartikan
sebagi Iqra’ yang diterjemahkan denagn perintah “membaca”(dalam bahasa
arab) semata-mata bukan hanya ditujukan kepada pribadi junjungan Nabi Muhammad
SAW, tetapi juga untuk umat manusia sampai akhir zaman. Menurut Dr.Quraish
Shihab dalam bukunya “Tafsir Al Amanah”, kata Iqra’ diambil dari
kata kerja qaraa yang mempunyai arti beraneka ragam antara lain menyampaikan,
menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui cirri-cirinya.
Sekarang kalau kita pertanyakan, apa
yang harus dibaca? Dalam surat Al-alaq tersebut tidak terdapat obyek spesifik
yang harus dibaca. Dalam kaidah ilmu tafsir dikatakan suatu kata dalam susunan
redaksi yang tidak disebutgkan objeknya, maka objek yang dimaksud bersifat
umum.
Akan tetapi tema yang kita angkat
adalah membaca buku. Dalam hal tersebut membahas masalah strategi atau cara
membaca buku dengan cepat, efektif, akurat, dan selainnya.
Membaca adalah aktifitas yang kompleks
dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang
harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Kita
tidak dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa menggunakan pikiran
kita.
Pada waktu anak belajar membaca, ia
belajar mengenal kata demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata
lain. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh
agar diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Oleh karena itu, pada waktu
membaca anak melakukan kebiasaan berikut :
1. menggerakkan bibir untuk melafalkan
kata yang dibaca.
2. menggerakkan kepala dari kiri ke
kanan.
3. menggunakan jari atau benda lain
untuk menunjuk kata demi kata.
Secara tidak disadari, cara membaca
yang dilakukan waktu kecil itu tetap diteruskan hingga dewasa. Mestinya, orang
dewasa dapat dengan cepat mengenali frase, kalimat, dan urutan ide sehingga
cara-cara di waktu anak-anak tidak perlu lagi di gunakan.
Anak-anak yang sedari kecil terbiasa
membaca—bukan sekadar membunyikan huruf dan kata—akan memiliki keterampilan,
kemampuan, dan ketajaman mencerna isi bacaan. Apa yang menggerakkan mereka
untuk membaca, akan sangat menentukan bagaimana mereka menyerap, menyaring,
mengolah, dan memaknai informasi yang mereka lahap dari berbagai bacaan.
Semakin sering mereka membaca buku-buku yang bergizi, teratur, dan baik
penuturannya, kemampuan berpikir mereka akan lebih matang dan tertata.
Itu sebabnya, yang perlu kita
kembangkan pada anak-anak semenjak awal. Kita tumbuhkan semangat iqra’
bismirobbikal-ladzi khalaq. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
Menciptakan! Inilah perintah yang pertama kali diturunkan oleh Allah ‘Azza
wa Jalla kepada kita.
Orang yang tidak mendapat bimbingan,
latihan khusus membaca cepat, sering mudah lelah dalam membaca karena lamban, tidak
ada gairah, merasa bosan, tidak tahan membaca buku, dan terlalu lama untuk bisa
menyelesaikan buku yang tipis sekalipun
Sebagian besar kegiatan membaca
sebagian besar dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis
bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca.
Membaca dapat menjadi sesuatu yang
dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan
pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
ØPengertian Kebiasaan
membaca
Salah satu unsur penting dalam
Manajemen Diri adalah membangun kebiasaan untuk terus menerus belajar atau
menjadi manusia pembelajar yang senantiasa haus akan informasi dan
pengetahuan.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh
Henry Ford, pendiri General Motors yang mengatakan bahwa “Anyone who stops
learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning
stays young. The greatest thing in life is to Keep your mind young.”
Tidak peduli berapapun usia kita, jika
kita berhenti belajar berarti kita sudah tua, sedangkan jika senantiasa
belajar kita akan tetap awet muda. Karena hal yang terbaik di dunia akan kita
peroleh dengan memelihara pikiran kita agar tetap muda.
Salah satu cara paling efektif untuk
belajar adalah dengan membaca. Namun sayangnya sebagian besar kita tidak pernah
punya waktu untuk membaca. Alasan utama yang sering kita sampaikan adalah
kesibukan pekerjaan. Kita terjebak dalam rutinitas dan tekanan pekerjaan
sehingga tidak memiliki kesempatan untuk mengasah gergaji kita, seperti yang
diceritakan oleh Stephen Covey dalam bukunya”The 7 Habits of Highly
Effective People” sebagai berikut:
Andaikan saja Anda bertemu seseorang
yang sedang terburu-buru menebang sebatang pohon di hutan.
“Apa yang sedang Anda
kerjakan?” Anda bertanya.
“Tidak dapatkah Anda
melihat?” demikian jawabnya dengan tidak sabar.
“Saya sedang
menggergaji pohon ini.”
“Anda kelihatan
letih!” Anda berseru. “Berapa lama Anda sudah mengerjakannya?”
“Lebih dari lima jam,”
jawabnya, “ dan saya sudah lelah! Ini benar-benar kerja keras.”
“Nah, mengapa Anda
tidak beristirahat saja beberapa menit dan mengasah
Gergaji itu?” Anda bertanya. “Saya
yakin Anda akan dapat bekerja jauh lebih cepat.”
“Saya tidak punya
waktu untuk mengasah gergaji,” orang itu berkata dengan tegas. “Saya terlalu
sibuk menggergaji.”
Bahkan menurut Covey, kebiasaan
mengasah gergaji merupakan kebiasaan yang paling penting karena melingkupi
kebiasaan-kebiasaan lain pada paradigma tujuh kebiasaan manusia efektif.
Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan aset terbesar yang kita miliki yaitu
diri kita. Kebiasaan ini dapat memperbarui keempat dimensi alamiah kita –
fisik, mental, spiritual, dan sosial/emosional.
Membaca merupakan salah satu cara kita
untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas diri kita. Meskipun kita
memiliki “keterbatasan waktu”, kita tetap perlu mengasah gergaji kita. Caranya
adalah dengan menguasai cara membaca yang efektif sehingga waktu yang kita
gunakan menjadi efisien.
MODEL DALAM MEMBACA
Kebanyakan model teoritis yang ada
mengenai proses membaca mencoba menjawab pertanyaan bagaimana orang mengenali
kata-kata yang tercetak dalam bacaan. Karena itu, hampir semua model terfokus
pada pertanyaan-pertanyaan berikut (Wolf dkk 1988: dalam Gleason dan Ratner
1998: 425).
1. Apakah kata dikenali dengan
mengakses representasi kata itu secara
keseluruhan, ataukah dengan mengakses
fitur-fitur seperti bentuk
huruf, gabungannya menjadi suku,
kemudian kata dan sebagainya?
2. Apakah kata dikenali dengan akses
langsung ke makna ataukah
melewati wujud fonologisnya?
3. Apakah pengenalan kata itu
menyangkut proses yang berseri ataukah
proses yang simultan?
4. Apakah pengenalan kata itu terutama
dibantu oleh konteks (dari atas
ke bawah) ataukah dari bawah ke atas?
Ataukah merupakan interaksi
antara kedua-duanya?
5. Apakah pengenalan kata itu terjadi
melalui aktivasi atau melalui
pencarian di kamus mental kita?”
Berikut adalah beberapa model yang
menjawab sebagian dari pertanyaan-pertanyaan diatas.
A. Model atas ke bawah
Smith (1971, dalam Gleason dan Ratner
1998;426) mengajukan model atas ke bawah yang prototipikal. Dalam model ini,
representasi yang mewakili kata dalam memori kita adalah fitur-fitunya seperti
garis lurus, setengah lingkaran, dan letaknya. Pada waktu sebuah kata dibaca,
fitur-fitur ini bermunculan, tetapi hanya fitur-fitur yang cocok, persis dengan
apa yang ada dalam leksikon mental itulah yang akhirnya dipilih. Akan tetapi,
retrival fitur-fitur ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang kita miliki dan
konteks di mana kata itu dipakai. Seandainya kata yang tertulis dalam suatu
kalimat anting seperti pada kata “Kucing itu sedang dikejar anting” maka tidak
mustahil bahwa pembaca akan menafsirkan kata anting sebagai salah cetak.
Pemakaian konteks sebagai pembantu
menimbulkan kontroversi karena dari penelitian yang lain ditemukan bahwa orang
hanya menerka 1 dari 4 kata dalam konteks di mana kata itu dipakai. Sebaliknya,
fitur yang membentuk kata banyak mendapat dukungan karena wujud dan macam huruf
(font) seperti apapun yang dipakai, kita tetap saja bisa membacanya.
B. Model bawah ke atas
Landasan dasar untuk model yang disebut
juga sebagai model yang berdasarkan stimulus, adalah bahwa rekognisi terjadi
secara diskrit, berhierarki, dan bertahap. Informasi yang ada pada suatu tahap
dimanfaatkan untuk membangun tahap berikutnya. Karena itu pada tahap ini ada
tahap sensori, tahap rekognisi, dan tahap interpretasi. Bila ditemukan makna
dari kata itu, maka selesailah sudah proses interpretasi kata itu. Seandainya kata
yang dibaca tidak ditemukan maknanya, maka pembaca dapat menolak kata itu
sebagai kata bahasa Indonesia, atau dia akan bertanya kepada orang lain, atau
melihat dikamus, untuk mengetahui makna kata itu.
Ada beberapa model lain seperti model
Whole-Word, model component-letter, dan model lagogen yang menangani
aspek-aspek lain dalam membaca yang akan terlalu rinci untuk disajikan disini
(Lihat Gleason dan Ratner 1998: 427-436).
Tentunya, membaca bukan berhenti pada
rekognisi kata demi kata saja tetapi mencakup berkaitan antara satu kata dengan
kata lain. Hal ini berarti bahwa membaca merupakan suatu proses yang kompleks
karena ia menyangkut berbagai kemampuan linguistik dan pengetahuan yang
ekstralinguistik.
(Psikolinguistik. Pengantar pemahaman
bahasa manusia. soenjono dardjowidjojo. 2003. Jakarta: yayasan obor Indonesia).
C. CARA MEMBACA YANG EFEKTIF
Ada banyak metode yang ditawarkan
ilmuwan. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satunya yakni
metode SQ3R. metode SQ3R memberikan srategi yang diawali dengan membangun
gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari
judul/sub judul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban
pertanyaan.
Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh
Francis P. Robinson tahun 1941, merupakan sistem membaca yang semakin popular
digunakan orang.
Metode ini bukan cara yang lebih cepat
untuk memahami suatu bab, namun tingkat pemahaman yang di peroleh diharapkan
lebih mendalam karena kita membaca dengan aktif sehingga proses membaca menjadi
lebih efektif dan efisien.
Membaca dengan metode SQ3R trediri atas
lima tahapan proses yaitu :
1. Survey atau meninjau
2. Question atau bertanya
3. Read atau membaca
4. Recite atau menuturkan
5. Review atau mengulang
1. Survey
Survey adalah teknik untuk mengenal
bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi
dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk :
1. mempercepat menangkap arti,
2. mendapatkan abstrak,
3. mengetahui ide-ide yang penting,
4. melihat susunan (organisasi) bahan
bacaan tersebut,
5. mendapatkan minat perhatian yang
saksama terhadap bacaan,
6. memudahkan mengingat lebih banyak
dan memahami lebih
mudah.
Dengan melakukan survey atau peninjauan
dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian pada
saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang
ditinjau ?
Baca judul: Hal ini membantu
untuk memfokuskan pada topik bab.
Baca pendahuluan: Memberikan orientasi
dari pengarang mengenai hal-hal penting dalam bab.
Baca kepala judul/sub bab: Memberikan gambaran
mengenai kerangka pemikiran.
Perhatikan grafik, diagram: Adanya grafik,
diagram dan gambar ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai
tambahan atas teks.
Perhatikan alat Bantu baca: Termasuk huruf
miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu
pemahaman dan mengingat.
2. Question
Setelah kerangka pemikiran suatu bab
diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/sub bab yang biasanya dicetak tebal.
Dan ubah kepala judul tersebut menjadi beberapa pertanyaan.
Tulislah pertanyaan-pertanyaan ini pada
suatu kolom dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca.
Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di Universitas” dan kepala judulnya
adalah “Gunakan Tempat Belajar yang Sama”. Pertanyaan yang dapat kita munculkan
adalah “Mengapa saya harus belajar di tempat yang sama?” dan “Di mana lokasi
belajar saya sebaiknya?”
Kita dapat menambah pertanyaan pada
waktu membaca. Pertanyaan yang baik akan memberikan pemahaman yang lebih baik
pula. Tahap bertanya ini akan menyebabkan pikiran kita terlibat secara akthif
dalam proses belajar sehingga akan membantu pemahaman dan mengingat.
3. Read
Dengan membaca, kita mulai mengisi
inforfmasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey.
Bacalah suatu subbab dengan tuntas, jangan pindah ke subbab lain sebelum kita
menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang
kita buat pada proses Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh
dengan kata-kata sendiri di kertas.
Pada tahap ini konsentrasikan pada
penguasaan ide pokok serta detail yang penting, yang mendukung ide pokok.
Perlambat cara membaca anda di bagian-bagian yang penting atau yang anda anggap
sulit dan percepat kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang
telah anda ketahui.
Pada tahap membaca ini ada dua hal yang
perlu diperhatikan, yaitu : (1) jangan membuat catatan-catatan. Ini akan
memperlambat anda dalam membaca. Selain itu juga berbahaya, catatan anda itu
bisa jadi hanya merupakan kutipan kata-kata penulisnya saja. (2) jangan membuat
tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu, bisa jadi
setelah anda selesai membaca acap kali ternyata anda salah memilihnya. Kalau
memang ada yang menarik atau anda anggap penting cukup beri tanda silang di
pinggir halaman dulu. Untuk kemudian nanti dapat dicek kembali.
Kita perlu memisahkan keterangan rinci
dan contoh- contoh dari konsep utama. Hal itu ditujukan untuk membantu kita
memahami konsep utama.
Proses membaca ini terkadang
berlangsung sangat lambat terutama bila subbab mengandung informasi yang padat
dan kompleks. Subbab seperti ini dapat membuat kita binggung bahkan mengalami
frustasi. Bila ini terjadi berfhentilah sejenak, coba temukan mengapa kita
menjadi binggung, kita dapat juga mencoba menimbulkan pertanyaan lain.
Kalau upaya ini belum membuahkan hasil,
tandai subbab ini, teruskan membaca subbab berikutnya. Kadang-kadang ada
masalah yang membuat kita bingung menjadi jelas pada subbab berikutnya.
4. Recite
Setiap selesai membaca suatu bagian,
berhentilah sejenak. Dan cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau
menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. pada kesempatan itu, anda dapat juga
membuat catatan seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab
itu sekali lagi.
Pada umumnya kita cepat sekali lupa
dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses Recite ini kita
melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang di baca. Proses
ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab.
Cara melakukan Recite adalah
dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab
tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
Kita dapat pula melakukan Recite dengan
menuliskan butir-butir pemikiran yang penting dalam subbab tersebut. Bila kita
menemukan paragraf yang membuat kita sulit untuk dapat melakukan proses ini,
bacalah kembali paragraf tersebut.
Berapa lama untuk tahap ini ? anda
perlu menyediakan waktu setengah dari waktu untuk membaca. Hal ini bukan
merupakan pemborosan waktu, melainkan memang diperlukan untuk tahap ini. Justru
pembaca yang hanya membaca sekadar membaca itu memboroskan waktu.
5. Review
Daya ingat kita terbatas. Sekalipun
dalam waktu membaca 85% kita menguasai isi bacaan, kemampuan kita dalam 8 jam
untuk mengingat detail yang penting tinggal 40%. Dan, dalam tempo 2 minggu
pemahaman kita tinggal 20%. Oleh karena itu, janganlah Anda lewatkan langkah
terakhir ini: Review.
Review membantu kita untuk
menyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita
untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang
seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review
yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
Ø Kapan SQ3R dipakai ?
Tidak ada teknik yang cocok untuk semua
kondisi. Demikian juga dengan SQ3R, teknik ini tidak cocok untuk buku teks
dengan fokus untuk memecahkan masalah, misalkan buku teks matematika. Untuk
buku jenis teks ini kita lebih baik memberikan waktu lebih banyak untuk
mengerjakan soal-soal. SQ3R merupakan teknik yang tepat untuk memahami
buku-buku teks yang memberikan banyak informasi dan mengharuskan kita
mempelajarinya secara mendalam.
Dengan teknik SQ3R diharapkan kita
dapat memperoleh keuntungan maksimum dari waktu yang diberikan untuk membaca.
Teknik ini membantu kita untuk dapat mengetahui kerangka suatu subyek, membantu
kita memisahkan konsep utama dengan keterangan rinci dan membantu kita
menetapkan sasaran belajar.
Dalam pemakaiannya, proses-proses dalam
SQ3R ini dapat memperoleh tekanan yang berbeda tergantung pada kebutuhan kita,
misalkan untuk membaca pertama kali suatu bahan sebagai persiapan untuk kuliah,
kita perlu menekankan pada proses survey untuk memperoleh gambaran tentang
kerangka berpikir. Pengetahuan kita akan kerangka bahan akan sangat membantu
kita membuat catatan kuliah di kelas. Bila kita belajar untuk menyiapkan ujian,
proses review yang ditekankan sambil menambahkan pertanyaan (Question) sebagai
bagian untuk mensimulasikan soal ujian.perlu diingatkan bahwa untuk memakai
metode SQ3R, kita perlu latihan. Jangan patah semangat karena waktu yang
dibutuhkan lebih banyak. Ingatlah keuntungan berupa pemahaman yang lebih baik
yang dapat kita peroleh untuk jangka panjang. Tetaplah memelihara motivasi kita
untuk belajar.
Ø Cara membaca yang menyenangkan
Membaca berasal dari kata dasar baca
yang artinya memahami arti tulisan. Membaca adalah salah satu proses yang
sangat penting untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Di zaman sekarang ini, kelihatannya
sebagian besar pelajar kurang memiliki minat membaca, terutama membaca buku
pelajaran. Ini diakibatkan oleh karena sebagian pelajar tidak memiliki metode
dalam membaca, sehingga pada saat membaca timbul rasa malas, bosan, dan
mengatuk. Simak deh tip-tip di bawah ini supaya tercipta suasana membaca yang
menyenangkan.
Ø Persiapan Sebelum Membaca
1. Pilihlah waktu yang menurut kita
sesuai untuk membaca. Waktu yang sesuai di sini adalah waktu di mana tidak
terdapat gangguan, baik dari luar maupun dari dalam diri kita. Waktu yang
sesuai disini hanya kita sendiri yang tahu kapan. Namun, sebagain besar orang
percaya bahwa waktu yang baik untuk membaca, khususnya buku pelajaran, adalah
di pagi hari.
2. Pilihlah tempat dan suasana yang
sesuai untuk membaca, yaitu tempat yang terang, sejuk, bersih, nyaman, tenang
dan rapih menurut kita sendiri.
3. Pastikan posisi membaca kita adalah
posisi yang benar. Posisi yang benar pada waktu membaca adalah duduk dengan
posisi badan tegak, tidak bungkuk, dan pastikan jarak antara buku dengan mata
kita kurang lebih 30cm.
4. Siapkan juga hal-hal yang biasanya
membantu kita dalam membaca, seperti pensil atau spidol.
5. Ada baiknya sebelum belajar kita
berdoa terlebih dahulu sesuai dengan kepercayaan masing-masing supaya ilmu yang
kita dapat bermanfaat.
Ø Berbagai Cara Membaca
Terdapat 3 cara umum membaca di dalam
kehidupan sehari-hari dilihat dari apa tujuan proses membaca tersebut.
1. Membaca sebagai hiburan tanpa perlu
memeras otak terlalu keras. Bacaan yang mengandung unsur hiburan disini
contohnya novel, cerpen, komik, majalah ringan dll.
2. Membaca untuk memperoleh ilmu
pengetahuan yang tujuannya adalah mencari dan memahami ilmu yang terkandung
dalam bacaan tersebut.
3. Membaca kritis. Membaca di sini sama
dengan membaca untuk mencari ilmu. Namun membaca di sini diikuti oleh proses
menelaah isi bacaan tersebut, misalnya dengan pertanyaan-pertanyaan apa itu?,
mengapa bisa terjadi?, oleh siapa?, kapan?, di mana? dan bagaimana itu bisa
terjadi? Dalam membaca kritis, kita membuat bacaan sebagai lawan yang harus
dikalahkan dengan cara mengetahui dan memahami seluruh isinya.
Belajar dengan menggunakan metode
membaca kritis akan menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Kita tidak
hanya diminta untuk memahami isi bacaan tapi juga diajak berpikir kreatif
mengenai isi tersebut. Tertarik dengan membaca kritis? Simak deh aturan main
dalam membaca kritis di bawah ini :
a. Melakukan survei isi buku. Langkah
awal yang harus kita lakukan adalah membaca terlebih dahulu bahan bacaan secara
sepintas pada bagian-bagian tertentu saja. Tujuannya adalah mendapatkan
gambaran umum mengenai bacaan tersebut. Bagian-bagian yang perlu diperhatikan
adalah :
-
Paragraf awal,
paragaraf akhir dan juga beberapa paragraf di tengah
-
Bagian daftar isi,
gambar-gambar, tabel dan grafik yang memiliki
gambaran umum mengenai bacaan tersebut.
-
Soal-soal yang
mungkin terdapat dalam bacaan tersebut.
b. Membuat pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya akan timbul pada saat kita melakukan survei.
Jika tidak terdapat pertanyaan, usahakan cari apa yang kita tidak mengerti,
minimal ada sebuah kata yang kita tidak tahu artinya dan beri tanda pada
bagian-bagian yang tidak dimengerti tersebut.
c. Membaca. Merupakan langkah dominan
dalam metode ini. Membaca di sini sebagai langkah untuk mencari jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses survei. Baca dengan teliti dan
seksama paragraf demi paragraf, bagian demi bagian untuk menangkap pokok-pokok
pikiran dari tiap bagian. Usahakan jangan pindah bagian jika kita belum
mengerti dan memahami bagian tersebut.
d. Evaluasi. Merupakan langkah di mana
terdapat pertanyaan apakah kita sudah menguasai bahan? Yakinkan bahwa kita
sudah memahami bahan bacaan tersebut. Jika belum, coba cari apa yang anda tidak
mengerti dan temukan jawabannya.
e. Meninjau ulang. Merupakan langkah
terakhir kita dalam membaca kritis. Cobalah kita tutup dulu bukunya, kemudian
pikirkan apa yang sudah didapat dari bacaan tersebut. Tuliskan hasil pikiran
tersebut dalam secarik kertas, dan bandingkan dengan apa yang terdapat pada
buku bacaan
E. METODE PENELITIAN
1. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITAN
Metode adalah aspek yang sangat penting
dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama
untuk mengumpulkan data. Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian
merupakan gambaran dari obyek penelitian.
Menurut Hadi, penelitian adalah usaha
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah. Dengan upaya mendapatkan dan mengumpulkan data dari
kegiatan penelitian, digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
Ø Pendekatan dalam Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang
dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan
bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi
lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah
ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci
dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian
ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku
dengan menggunakkan metode diskriptif.
Menurut Keirl dan Miller dalam Moleong
yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia pada kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasanya dan peristilahannya”.1
Metode kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di
mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Pertimbangan penulis menggunakan
penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy Moleong:
1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih
mudah apa bila berhadapan
dengan kenyataan ganda
2. Metode ini secara tidak langsung
hakikat hubungan antara peneliti
dan responden
3. Metode ini lebih peka dan
menyesuaikan diri dengan manajemen
pengaruh bersama terhadap pola-pola
nilai yang dihadapi.2
Adapun jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Menurut Whitney dalam Moh. Nazir bahwa metode deskriptif
adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta
proses-proses yang sedang berlansung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena3.
2. KEHADIRAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti
bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya
mengumpulkan data-data di lapangan. sedangkan instrument pengumpulan data yang
lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat Bantu dan berupa
dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil
penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu,
kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan
untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara
langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak
diperlukan.
3. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah tempat di mana
penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini
peneliti mengambil lokasi di Universitas Islam Negeri Malang. Jalan Gajayana
no. 50, Malang, Jawa Timur
Universitas Islam Negeri Malang adalah
satu-satunya perguruan tinggi islam negeri, yang berada di daerah malang, dan
merupakan universitas yang menerapkan dua bahasa pada mahasiswanya, yaitu
bahasa arab dan bahasa inggris, serta merupakan universitas yang dilengkapi
dengan fasilitas lengkap seperti asrama untuk mahasiswa, baik putra dan putri,
serta menerapkan sistem pembelajaran yang mengintegrasikan antara ilmu islam
dan konvesional, sehingga mahsiswa menjadi isnsan yang cerdas, profesional, dan
mempunyai kedalaman spiritual.
4. SUMBER DATA
1. Data Primer
Menurut S. Nasution data primer adalah
data yang dapat diperoleh lansung dari lapangan atau tempat penelitian4. Sedangkan menurut
Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
tindakan5. Kata-kata dan
tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati
atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi
lansung tentang Manajemen Pembelajaran di Universitas Islam Negeri Malang yaitu
dengan cara wawancara dengan mahasiswa Fakulatas Psikologi Jurusan Psikologi
Universitas Islam Negeri Malang.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data-data yang
didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari
surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai
dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga
dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi,
lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian,
hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya.
Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi
informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara lansung dengan mahasiswa
Fakulatas Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.
5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan langkah yang
sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil
dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data
adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan.
1. Observasi Langsung
Observasi langsung adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar
lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu
menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini digunakan untuk
penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang bagimana peroses
dan kebiasaan membaca pada mahasiawa Fakulatas Psikologi Jurusan Psikologi
Universitas Islam Negeri Malang.
Tujuan menggunakan metode ini untuk
mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan, dan sebagainya tentang perilaku
kebiasaan membaca pada mahasiswa Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi
Universitas Islam Negeri Malang, sewaktu kejadian tersebut berlaku sehingga
tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang. Observasi lansung juga dapat
memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal
atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap
muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara)6.
Tujuan penulis menggunakan metode ini,
untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret tentang perilaku kebiasaan
membaca pada mahasiswa Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Islam
Negeri Malang. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadakan wawancara dengan
mahasiswa Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Malang
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan
tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin,
pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita yang disiarkan kepada
media massa.
Dari uraian di atas maka metode
dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting
yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian.
Tujuan digunakan metode ini untuk
memperoleh data secara jelas dan konkret tentang perilaku kebiasaan membaca
pada mahasiswa Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri
Malang.
6. ANALISIS DATA
Analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data.7
Dari rumusan di atas dapatlah kita
tanarik garis besar bahwa analisis data bermaksud pertama-tama
mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari
catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan,
biografi, artikel, dan sebagainya.
Setelah data dari lapangan terkumpul
dengan menggunakan metode pengumpulan data di atas, maka peneliti akan mengolah
dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif,
tanpa menggunakan teknik kuantitatif.
Analisis deskriptif-kualitatif
merupakan suatu tehnik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti
data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak
mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran
secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut M. Nazir bahwa
tujuan deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki8.
7. PENGECEKAN KEABSAHAN TEMUAN
Menurut Moleong ’’kriteria
keabsahan data ada empat macam yaitu : (1) kepercayaan (kreadibility), (2)
keteralihan (tranferability), (3) kebergantungan (dependibility), (4) kepastian
(konfermability)9. Dalam penelitian
kualitatif ini memakai 3 macam antara lain :
1. Kepercayaan (kreadibility)
Kreadibilitas data dimaksudkan untuk
membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. ada
beberapa teknik untuk mencapai kreadibilitas ialah teknik : teknik
triangulasi, sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti
dilapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan refrensi.
2. Kebergantungan (depandibility)
Kriteria ini digunakan untuk menjaga
kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan
menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Kesalahan sering dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama peneliti
karena keterbatasan pengalaman, waktu, pengetahuan. Cara untuk menetapkan bahwa
proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dipendability oleh
ouditor independent oleh dosen pembimbing.
3. Kepastian (konfermability)
Kriteria ini digunakan untuk menilai
hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta
interpretasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan
audit.
8. TAHAP-TAHAP PENELITIAN
Moleong mengemukakan bahwa
’’Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : (1)tahap sebelum ke
lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap analisis data, (4) tahap
penulisan laporan’’10. Dalam penelitian ini
tahap yang ditempuh sebagai berikut :
a) Tahap sebelum kelapangan, meliputi
kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat
peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang
diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.
b) Tahap pekerjaan lapangan, meliputi
mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan perilaku kebiasaan membaca pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Data tersebut
diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan cara melihat gaya
membaca, kebiasaan membaca, sering atau tidaknya membaca, yang dilakukan oleh
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.
c) Tahap analisis data, meliputi
analisis data baik yang diperolah melaui observasi, dokumen maupun wawancara
mendalam dengan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.
Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang
diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek
sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar
valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses
penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.
d) Tahap penulisan laporan,
meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian
kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan
konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan
saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil
bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah terakhir
melakukan pengurusan kelengkapan persyratan untuk ujian skripsi.
9.
PUSTAKA
Lexy
J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1991
Moh.
Nazir. Ph. D, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003
Prof.
Dr. S. Nasution, M.A. Metode Research, Bumi Aksara, Jakarta 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar