- Periode Pranatal
- Periode Bayi
- Periode Kanak-kanak Awal
- Periode Kanak·kanak Akhir
- Periode Pubertas
- Periode Remaja
- Periode Dewasa Awal
- Periode Dewasa Madya
- Periode Usia Lanjut
Periode Pranatal
Periode Bayi
Periode orok merupakan periode terpenting dalam kehidupan manusia. Dalam masa ini individu mengalami masa-masa penyesuaian diri yang amat radikal karena dihadapkan seketika pada satu situasi dan kondisi yang amat berlainan dengan situasi dan kondisi dalam perut ibunya. Temperatur lingkungan berubah, demikian juga cara makan, dan pembuangan sisa makanan. Perilaku bayi dalam periode ini masih bersifat sembarangan hampir tanpa arti, dan kurang terkendali. Perilaku seperti ini disebut masa activity. Akan tetapi bayi juga menunjukkan perilaku-perilaku spesifik (specific activities), termasuk beberapa jenis refleks yang terjadi bila ada rangsang dari luar.
Periode selanjutnya adalah babyhood (bayi). Inilah masa pembentukan dasar-dasar kepribadian individu. Periode bayi berlangsung selama dua tahun sejak masa jabang bayi. Periode ini adalah usia terjadinya perubahan dan pertumbuhan yang amat cepat, sekaligus semakin berkurangnya ketergantungan anak pada ibunya, dan awal munculnya individualitas. Pada usia-usia awal ini individu mulai belajar mengenal orang lain diluar dirinya dan ibunya dan harus menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan lingkungan (sosialisasi). Tuntutan lingkungan tadi antara lain adalah peran seksual (sex role typing), yaitu apa yang diharapkan sebagai anak laki-laki atau anak perempuan.
Ciri menonjol lain dalam usia awal ini adalah keinginan tahu yang besar sekali. Walau koordinasi otot dan kekuatan fisik belum sempurna, tetapi bayi sudah sejak dini melakukan berbagai percobaan dengan lingkungan, baik dengan cara menggigit, meraba-raba, mencium, membanting atau melempar sesuatu. Masa-masa bayi adalah masa-masa tumbuhnya kreativitas dimasa mendatang.
Periode bayi juga masa yang penuh tugas-tugas penting, antara lain belajar berbicara dengan bahasa ibu, belajar berbagai aturan sederhana dalam lingkungannya, serta belajar menggunakan berbagai organ tubuh untuk tugas-tugas fungsional yang sesuai (misal: untuk tangan bayi belajar menggenggam, melepas, dan melempar). Oleh karena itu, periode bayi dianggap sebagai mulainya masa peka (critical periode) untuk ketrampilan berbahasa dan penguasaan organ-organ tubuhnya. Elizabeth Hurlock bahkan berpendapat bahwa periode bayi merupakan masa peka pembentukan kepribadian.
Periode Kanak-kanak Awal (Early Childhood)
Ciri perilaku yang menonjol dalam usia ini adalah semakin baiknya penguasaan terhadap tangan dan kakinya. Bahkan anak sudah cenderung secara tetap menggunakan satu tangan untuk melakukan satu pekerjaan (handedness). Kemampuan bahasa lebih baik, termasuk mengucapkan kata-kata, susunan kalimatnya, dan frekuensi bicaranya. Masa ini dikatakan usia cerewet atau chatterbox age. Pada usia ini anak juga sudah terlibat dalam permainan-permainan yang lebih berstruktur dengan teman-teman sebayanya. Di akhir periode kanak-kanak awal, anak sudah bisa diatur oleh orang lain dan berinteraksi sebagai teman dengan anak-anak sebayanya. Perkembangan ini menentukan kesiapan anak untuk masuk sekolah.
Para psikolog berpendapat bahwa periode ini adalah masa umur berkelompok (gang-age). Anak-anak cenderung berkumpul dengan sebayanya yang berjenis kelamin sama, dengan gaya bahasa yang sama, dan gaya bahasa yang sama. Dalam kelompok ini anak-anak belajar tunduk pada kemauan orang banyak (kelompoknya). Oleh karena itu, para psikolog juga menyebut sebagai umur konformitas.
Perkembangan fisik mulai berjalan lambat, tetapi pada usia ini anak mulai belajar banyak ketrampilan lain, diantaranya: ketrampilan-ketrampilan yang diajarkan di sekolah (school skills), bermain (play skills), dan mengurus dirinya sendiri (self-help skills).
Periode Kanak-kanak Akhir (Late Childhood)
Periode Pubertas (Akhil Balik)
Masa pubertas ditandai dengan masaknya organ-organ reproduksi sehingga secara fisik-biologis remaja sudah siap beranak-pinak. Kemasakan organ-organ seksual ini juga mengubah pola sosialisasi anak. Bila dalam periode kanak-kanak akhir, individu lebih tertarik pada teman-teman yang berjenis kelamin sama, maka dalam masa pubertas daya tarik heteroseksual mulai menjadi jauh lebih kuat.
Periode pubertas merupakan suatu periode tumpang tindih (overlapping period) yaitu saat-saat di akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Walau tidak berlangsung lama (kira-kira umur 12-14 tahun untuk wanita, dan 13-15 tahun untuk laki-laki), periode pubertas merupakan masa-masa yang cukup sulit bagi individu. Timbulnya tanda-tanda seksual sekunder pada bagian tubuh tertentu tidak jarang cukup mengejutkan. Mesntruasi pertama pada wanita (menarche) atau mimpi basah pada pria (wet dream atau noctural ejaculation), bila tidak dipersiapkan atau dijelaskan bisa membuat individu malu dan merasa rendah diri. Kesulitan-kesulitan penyesuaian diri dalam usia-usia ini sering mereka alami.
Ciri-ciri utama periode pubertas adalah selain tumbuhnya tanda-tanda seksual sekunder, tubuh mengalami pertumbuhan yang cukup pesat (tinggi dan atau besar badan). Selain itu perilaku ditandai dengan negativisme, yaitu sering menyendiri (sering bertengkar dengan saudara dan teman sebaya); bosan dengan berbagai aktivitas yang biasanya digemari; hidup seenaknya (tidak rapi, canggung); antagonistik, menentang kehendak orang-orang yang ia hormati, bermusuhan dengan teman-teman yang berlainan jenis (sikap ini akan menjadi sebaliknya di akhir masa pubertas), suasana hatinya mudah berubah dari melankolik menjadi pemarah, mudah tersinggung dan tertekan batinnya; kurang percaya diri dan ketakutan akan kegagalan menjadi lebih besar; dan mereka menjadi lebih sopan dari biasanya karena mereka takut orang lain berkomentar negatif atas perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.
Penerimaan dan penolakan terhadap berbagai perubahan dalam tubuhnya akan sangat mempengaruhi kesiapannya memasuki dunia dewasa dalam masa remaJa.
Periode Remaja (Adolescence)
Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode-periode perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya, diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap. Pertumbuhan fisik dalam periode pubertas terus berlanjut sehingga mencapai kematangan pada akhir periode remaja. Masalah-masalah sehubungan dengan perkembangan fisik pada periode pubertas (malu, atau rendah diri, takut gemuk, pengin punya kumis, dan lain-lain) masih berianjut, tetapu akhirnya mereda.
Ciri-ciri yang menonjol pada usia-usia ini terutama terlihat pada perilaku sosialnya. Dalam masa-masa ini teman sebaya punya arti yang amat penting. Mereka ikut dalam kelompok-kelompok, klik-klik, atau gang-gang sebaya atau peer group yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi perilaku serta nilai-nilai individu-individu yang menjadi anggotanya. Inilah proses dimana individu membentuk pola perilaku dan nilai-nilai baru yang pada gilirannya bisa menggantikan nilai-nilai serta pola perilaku yang dipelajarinya di rumah.
Remaja adalah seorang idealis, ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana adanya. Ia suka mimpi-mimpi yang sering membuatnya marah, cepat tersingung atau frustrasi. Selain itu, oleh keluarga dan masya- rakat ia dianggap sudah menginjak dewasa, sehingga diberi tanggung jawab layaknya seorang yang sudah dewasa. Ia mulai memperhatikan prestasi dalam segala hal, karena ini memberinya nilai tambah untuk kedudukan sosialnya di antara teman sebaya maupun orang-orang dewasa. Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Pengertiannya akan "siapa aku" yang dipengaruhi oleh pandangan orang-orang sekitarnya serta pengalaman-pengalaman pribadinya akan menentukan pola perilakunya sebagai orang dewasa.
Pemantapan identitas diri ini tidak selalu mulus, tetapi sering melalui proses yang panjang dan bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan periode ini sebagai masa-masa strom and stress, atau masa up and down.
Periode Dewasa Awal (Early Adulthood)
Periode Dewasa Madya (Middle Adulthood/Middle Age}
Meskipun demikian, para ahli nampaknya sependapat bahwa bagi laki-laki dan wanita karir, periode ini adalah masa puncak keberhasilan. Inilah umur-umur dimana individu dapat mempengaruhi orang lain dengan otoritasnya serta membanggakan prestise yang ada padanya.
Periode tengah umur merupakan masa untuk melihat kembali ke masa lampau. Setelah semua keberhasilan diperoleh, logislah bahwa mereka mengevaluasi kembali keberhasilan-keberhasilan itu berdasarkan aspirasi-aspirasi dan harapan-harapan mereka serta orang lain disekitar mereka dimasa lalu. Hasil dari evaluasi seperti ini membawa pengertian diri yang lebih baik, dan sikap serta harapan yang lebih realistis terhadap dirinya.
Ciri-ciri perilaku yang menonjol dalam periode ini adalah adanya usaha-usaha kontemplasi ke masa lalu; keseriusan kerja, serta usaha-usaha untuk mempertahankan keberhasilan yang telah diperoleh; perhatian kepada keluarga lebih dititik beratkan kepada anak-anak yang sudah menginjak dewasa. Kehidupan keluarga agak membosankan, oleh karena itu mereka cenderung punya perhatian yang besar pada aktivitas-aktivitas hiburan di luar rumah.
Dalam usia 50-an wanita mengalami menopouse, yaitu berhentinya kesuburan yang mengakibatkan depresi pada ibu-ibu. Selain itu menopouse memang diikuti oleh berbagai gejala psikosomatik seperti pusing-pusing, rasa capai yang amat sangat, sering berkeringat dingin diikuti bercak-bercak merah di wajah dan di leher, cepat nervus dan tidak bisa tenang. Menopouse juga berarti hilangnya salah satu ciri kewanitaan yang diikuti oleh gejala-gejala fisik lain, yaitu bulu-bulu ditubuh menjadi lebih kasar, buah dada kempes, suara sedikit lebih berat, dan bulu-bulu di genital berkurang.
Laki-laki tengah baya juga mengalami keadaan serupa dengan wanita. Gejala-gejala yang dialami pria disebut climacteric syndrome. Meskipun demikian, climacteric syndrome ini tidak persis sama dengan menopouse dan rata-rata baru dialami pada usia 60-70 tahunan. Pada saat itu aktivitas kelenjar gonad sudah berkurang, demikian juga dorongan seksual dan daya tahan tubuhnya. Laki-Iaki sering merasa terlalu kawatir akan penampilannya sebagai laki-laki dan mengalami gangguan psikosomatik seperti gangguan pencernaan, pusing-pusing, dan imsomnia (sulit tidur).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar